Rabu, 22 Oktober 2008

pelangi yang penuh warna

ada satu ungkapan Dalai Lama yang terus terngiang di kepala saya :
"Just because they don't walk your path doesn't mean they've got lost"

manusia benar-benar makhluk yang senang menghakimi...jalanku adalah jalanmu...kau akan menderita bila tidak berjalan bersamaku...Begitulah bagaimana orang berusaha mendikte orang lain...bagaimana orang mengelompokkan diri mereka dan mencibir yang tak seperti mereka...

"Hanya karena mereka tidak berada di jalanmu tak berarti mereka telah tersesat"

setiap orang memiliki jalannya masing-masing...setiap insan manusia diciptakan berbeda...bukankah sungguh pantas seseorang bangga akan keunikan yang ada pada dirinya?setiap manusia memilih cara yang berbeda untuk bahagia...

mengapa pelangi itu indah?
karena ia penuh warna...

saya dan kamu mungkin berada di jalan yang berbeda...perbedaanlah yang membuat hidup ini penuh warna...memberikan keajaiban yang tak terbayangkan...

berhentilah menghakimi...tak perlu mengecam perbedaan...tak perlu menghina yang tak seragam...percayalah kasih tak akan sirna hanya karena perbedaan...

Selasa, 21 Oktober 2008

sebuah emosi yang menggerogoti

Hari ini saya menyadari satu hal...
Kebencian itu bagaikan racun...racun yang paling ampuh untuk membinasakan...tampak luarnya begitu indah...ia racun yang terselubung kemasan bagai permata...begitu mudahnya saya terbuai untuk mengambilnya...menenggaknya...dan kemudian racun itu merasuki jiwa saya, menjalar dalam tubuh saya melalui nadi-nadi saya...persis di bawah kulit saya...
kebencian merasuki nurani saya...meracuni pikran saya...membunuh dalam kesunyian...
namun saya juga menyadari bahwa kebencian bukanlah racun yang tak berpenawar...
andai saya bisa memaafkan maka kebencian akan sirna dan saya dapat kembali bernapas lega...
namun...mengapa begitu mudah untuk membenci namun begitu sulit untuk mengampuni?

Kamis, 16 Oktober 2008

mangkok yang rapuh

kepercayaan itu ibaratnya sebuah mangkok yang rapuh...sekali ia jatuh dengan mudahnya ia akan pecah...tak ada jalan yang bisa mengembalikannya seperti semula...walau ia direkat dengan lem sekuat apapun tak akan ada yang mampu menghilangkan cacatnya...retaknya akan terus berbekas...
ketika seseorang memberikan saya sebuah mangkok...saya sadar ia begitu berharga...saya pun menjaganya dengan sepenuh jiwa...
namun ada seseorang asing datang...ia merebut mangkok itu dari pelukan jemari-jemari saya...belum sempat bibir ini mengucap kata, ia membanting mangkok itu sekeras-kerasnya ke tanah...begitulah ketika benda yang begitu rapuh mencium tanah ia langsung hancur berkeping-keping...senyum teruntai di bibir si asing itu lalu ia berlalu pergi...
saya tak pernah ingin menghancurkannya...sungguh...namun apa daya ketika sang pemberi mangkok kembali pada saya dan menanyakan mangkoknya, ia pun tak kuat menahan amarah yang bergejolak di jiwa...kekecewaan terlukis di wajahnya ketika ia bertanya kenapa saya tak menjaga nya dengan sepenuh jiwa dan raga?dengan air mata berlinang bagai mutiara yang membasahi pipi, saya berusaha menjelaskan dengan terbata-bata...
tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, setelah ia pecah maka tak ada jalan untuk mengembalikannya...cacatnya akan selalu ada...guratan yang menyakitkan, ia pun tak ada harganya...
saya hanya terkejut betapa rapuhnya mangkok tersebut...

Rabu, 15 Oktober 2008

harapan dan saya

harapan dan saya adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan...seperti batang pohon dengan akarnya, seperti bumi dengan mataharinya...seperti manusia dengan napasnya...ya harapan adalah nafas saya, detak jantung saya, ia mengalir dalam nadi saya, dalam tetesan darah saya...

seandainya ada yang berniat memisahkan saya dengan harapan, maka saya hanyalah selongsong tubuh kosong...tak mampu lgi bernapas...bagaikan batang yang dipisah dari akarnya, ia tak lagi bernyawa...
saya ingin terus berharap, ingin tak hentinya bermimpi...